Rabu, 11 Februari 2015

Surat ke-Sekian

Selamat Malam.
Mungkin ini entah surat yang kesekian kalinya aku tuliskan untuk mu.
Hanya untuk sekedar bertanya bagaimana hari mu? Menyenangkan kah?
Hanya untuk sekedar meluapkan apa yang mungkin tak bisa aku ungkapkan langsung kepada mu
Walaupun surat ini tak kan pernah sampai ditangan mu
Tapi tak apa, cukup bagi ku untuk menyimpan semuanya

Wajah mu terlihat cerah hari ini, aku yakin hal baik tengah mendatangi mu
Aku hanya bisa menerka-nerka, mungkin saja hal ini atau mungkin saja hal itu
Cuma itu yang bisa aku lakukan sampai detik ini
Cukup bagi ku melihat mu bahagia

Tak seperti hari biasanya
Aku sekarang lebih bisa menerima “kenyataan”
Hahaha kenyataan. Akan aku perjelas lagi,IYA KENYATAAN.
Kenyataan bahwa aku hidup di dunia yang tak melulu soal kamu saja.
Dunia yang bukan hanya sebesar kamu dan kamu lagi.

Setidaknya izinkan aku diam-diam mencintai mu
Sampai pada akhirnya aku akan merelakan kamu bahagia dengan wanita pilihan mu
Lalu bagaimana nasib ku selanjutnya?
Tak perlu khawatir, aku bisa mengurus hati ku sendiri
Aku tak kan berani memulai api ini apabila aku tak tau bagaimana cara memadamkannya
Waktu akan menyembuhkan ku dari ingatan tentang kamu.
Dan kamu hanya perlu waktu untuk bisa tahu bagaimana rasanya jadi aku.



Tertanda,



Aku, yang tak pernah kamu kenali.




#30HariMenulisSuratCinta#




Minggu, 08 Februari 2015

Pemilik 4585

Hai,
Selamat Malam kepada pemilik 4585,
Hujan tengah turun terus menerus belakangan ini
Begitu pun ketika aku tengah menulis surat ini

Kepada pria pemilik 4585, dengan jutaan pesona yang membuat aku tersihir,
Setiap kalimat yang aku tulis ingin aku ceritakan tentang mu, seolah aku telah lama mengenal mu
Nyatanya kita bahkan belum pernah berjabat tangan sekedar mengucapkan nama
Lalu, pantaskah aku memproklamirkan bahwa aku telah mengetahui banyak tentang mu?

Lagi-lagi cinta perkara soal tahu diri
Perkara aku yang harusnya lebih berhati-hati dalam menjaga perasaan ku sendiri
Haruskah aku menyangkalnya?

Aku ditahap hanya bisa berujar semoga,
Semoga nanti pada akhirnya kamu akan tahu bahwa ada aku
Ada aku, yang selalu mengamati gerak-gerik mu disudut rahasia ku
Ada aku, yang tak pernah bosan menunggu mu hanya untuk perjumpaan singkat
Ada aku, yang selalu menyebut nama mu disetiap doa hanya sekedar berharap bahwa kamu akan selalu bahagia setiap harinya
Ada aku, yang berharap kelak kamu akan mengetahui keberadaan ku

Maaf karna sudah dengan beraninya jatuh hati kepada mu
Maaf karna sudah diam-diam mendoakan mu
Dan maaf untuk maaf yang tak pernah aku ucapkan langsung kepada mu

Terima kasih telah membuat ku tersipu malu ketika melihat senyuman mu
Terima kasih telah membuat semangat ku berapi-api untuk sekedar melihat wajah mu
Terima kasih karna telah membuat kebahagiaan ku hadir setiap hari, walaupun kita tak pernah saling mengenal
Terima kasih karna itu kamu



Tertanda,



Aku, yang tak pernah kamu kenali.





#30HariMenulisSuratCinta#

Senin, 02 Februari 2015

Sepucuk Surat Manis

Aku kirimkan sepucuk surat manis ini
Didalamnya berisi satu sendok kebahagian
Lalu ku tuangkan dalam cangkir berisi hangatnya cinta
Sayangnya aku selalu melewatkan takaran lainnya
Kopi? Coklat? Serbuk teh? Aku melewatkan pahitnya terabaikan
Kamu merasuki pikiran ku lebih dalam ternyata

Setiap siang rasanya sama, siang itu pun begitu
Aku duduk di tempat paling strategis untuk bisa bertemu dengan mu
Cinta membuat aku terlihat idiot menunggu mu hanya untuk pertemuan singkat yang ku curi dari sisi yang tak pernah terjangkau oleh mu
Itu cukup bagi ku, siang itu rasanya aku lebih cerah ketimbang matahari musim kemarau
Sayup-sayup sesekali pernah aku mendengar suara berat mu
Ketimbang aku berkhayal ini dan itu, lebih dari cukup jika aku pernah mendengar kamu memanggil nama ku

Puisi terbaik dari cinta sebelah pihak adalah doa panjang yang tak kunjung lupa untuk dipanjatkan.
Bagaimana Tuhan membuat aku “jatuh” tepat di kamu?
Disitulah aku tau, kamu bagian dari hal-hal yang pernah membuat aku tersenyum malu sendiri




#30HariMenulisSuratCinta#