Kamis, 24 September 2015

Punggung Mu, Masih Sulit Untuk Ku Gapai.

Aku begitu lama duduk di belakang mu, memandangi punggung mu dari kejauhan digelapnya malam.
Tanpa kata, tanpa kalimat, tanpa bercanda ataupun sedikit basa-basi, subuh itu masih sama seperti dulu, Garing.
Kita tak sempat berbincang-bincang untuk membicarakan tim sepak bola yang sama-sama sedang kita dukung.
Kita hanya sibuk berkomunikasi lewat teriakan kecewa karna pemain klub favorite kita lagi-lagi gagal mencetak gol.
Hingga pada akhirnya mataku aku biarkan terlelap tanpa sadar.
Dan kau lagi-lagi berlalu meninggalkan ku dikegelapan tanpa sepatah kata pun, walaupun sekedar ucapan kata Selamat Tidur.

Hari ini masih sama, sama-sama bodoh berharap kita bisa berbincang-bincang layaknya teman akrab kepada mu.
Mulut ku kaku, kata-kata ku habis, tak sepatah kata pun bisa aku keluarkan jika sedang di depan mu.
Beginilah aku! Aku sudah terlanjur begini.

Januari 2013
-Saat pagi tiba-tiba terasa begitu cepat-