Sabtu, 14 Juli 2012

Karna Kita Sama

jalan kebencian itu tak seindah jalan kedamaian

Rencana Tuhan memang tak ada yang mengetahui. Hidup, mati, rezeki, jodoh, semua ada ditangan-Nya. Namun yang pasti, itu semua rencana Tuhan yang INDAH. Bahkan sekalipun tentang kehilangan, pasti Tuhan tengah mempersiapkan pengganti yang terbaik dengan cara-Nya yang mungkin tak dimengerti oleh umat-Nya.

Tuhan hanya ingin manusia menyelesaikan segala sesuatu dengan jalan cinta bukan dengan jalan kebencian dan kekerasan. Karna kita sama, meski terlahir dengan keluarga yang berbeda, dengan warna kulit yang berbeda, dengan warna rambut yang berbeda, dengan agama yang berbeda, dengan bentuk tubuh yang berbeda. Tapi kita sama, sama-sama hidup di Bumi yang diciptakan Tuhan dengan sinar Matahari-Nya dengan beratapkan Langit-Nya dengan keindahan Bulan dan Bintang-Nya dimalam hari dan dengan segala keajaiban-Nya. Tak ada yang membuat kita berbeda jika kita mau membuka hati kalau kita sama.

DDA

Jumat, 13 Juli 2012

Mahasiswa

Mahasiswa adalah gabungan dari Maha dan Siswa.

Menjadi mahasiwa adalah kesenangan tersendiri (mungkin) untuk murid yang sudah bosan mengenakan seragam selama 12 tahun. Bayang-bayang kebebasan di bangku kuliah sudah melayang-layang diangan-angan. Walaupun itu hanya presepsi sepihak karna korban televisi semata. Awal kejamnya kehidupan ya disini di bangku kuliah yang dibayangkan dengan penuh kebebasan. Kau tak menemukan seragam disini, kau tak menemukan bel masuk bel istirahat maupun bel pulang, kau tak menemukan upacara rutin di senin pagi, kau tak menemukan razia dadakan oleh guru, kau tak menemukan guru-guru yang kau anggap bawel meski demi kebaikan mu sendiri.
Kejamnya berlanjut saat kau harus melihat langsung antara yang "putih" dan yang "hitam" lalu biarkan opini mu tentang semua itu melayang-layang difikiran mu sendiri karna ini fase. Tak ada yang salah dan yang benar jika kau hanya mau melihat dari sisi mu saja dan tak mau membuka setiap kemungkinan yang lain.

Disini kau hanya akan menemukan segelintir orang-orang yang bisa dikatakan "setia kawan" dan apabila kau menemukannya kau harus menjaganya. Disini orang-orang hanya akan berfikir tentang dirinya sendiri, kepentingannya sendiri. Dan itu tandanya kau harus belajar untuk mandiri.
Tapi inilah seninya. Kau akan menemukan dan melihat sendiri berbagai macam karakter orang-orang yang kau lihat dan kau kenal. Dan tetap ingat teman tetaplah teman. Kau juga akan menemukan sesuatu yang mungkin dulu tak pernah kau bayangkan. Dan itu tak dapat digambarkan bagaimana rasanya.

Tak banyak yang dapat aku ceritakan tentang Bangku Kuliah. Tapi kau harus rasakan sensasinya, kau akan terpuruk untuk sesaat saat melihat IP mu dan bisa kembali tertawa tentunya. Ini masa dimana selain ilmu dan nilai, kau juga membutuhkan pengalaman hidup yang tak bisa kau beli tapi bisa kau cari dan kau temukan. Maka tetap tersenyum jika kau tiba-tiba merindukan masa putih abu-abu mu. Dan kau hanya perlu percaya, kalau kau akan mendapatkan cerita-cerita baru di tempat yang lain asalkan kau mau membuka untuk setiap kemungkinan yang ada dan tidak menutup diri.

Sabtu, 07 Juli 2012

Kami Hanya Ingin Kedamaian

Menurut ku, sejarah itu seolah-olah hanya dikenang oleh saksi hidupnya saja.

Entah sudah berapa tahun setelah bergulirnya perang antar suku itu, namun tetap masih akan dikenang oleh orang-orang yang menjadi saksi hidup peristiwa tersebut. Iya kami (aku dan mereka) tentunya, masih tersisa kepingan-kepingan peristiwa itu diingatan kami. Suara sirine ambulance dijalanan seperti tak pernah lelah untuk berteriak, petugas-petugas militer yang berpakaian lengkap dengan senjata ditangannya, wilayah yang sengaja diisolasi, aktifitas yang lumpuh total karna dipaksa libur secara sepihak oleh pemerintah, serta orang-orang yang ketakutan dan bersembunyi di dalam rumah.

Mungkin saat peristiwa itu terjadi aku masih terlalu kecil untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Yang aku ingat hanya saat ibu tak mengizinkan ku untuk bermain diluar rumah tak seperti biasanya, aku juga tak dibolehkan berangkat sekolah padahal libur telah usai, ibu juga menutup rapat-rapat rumah kami serta membiarkan gorden tetap menutupi jendela sepanjang hari. Dan selayaknya anak kecil lainnya, aku hanya manut saat melihat ibu seperti itu. Samar-samar aku masih mengingat tetangga kami pernah berkata bahwa tentara yang berjaga diperbatasan melarang kami untuk bertanya situasi yang sedang terjadi dan menyuruh kami untuk tetap tinggal didalam rumah.

Setelah 13 tahun berlalu tanpa mengetahui apa pun. Akhirnya aku mengetahui tentang kanibalisme yang harusnya tercatat dalam sejarah, khususnya sejarah kota kelahiran ku. Iya, kanibalisme karna peperangan antar suku tersebut. Sebenarnya tak ada satu pun diantara kami yang menginginkan perang ini terjadi, terlepas suku-suku yang bertikai karna mempertaruhkan kehormatan sukunya.

Sebenarnya sederhana, kami hanya ingin kedamaian. Kami tak ingin tanah tempat kami mengijakan kaki menjadi marah, kami tak ingin bumi tempat kami tinggal menjadi kasar , kami tak ingin alam menjadi kejam, dan kami sangat tak ingin Tuhan menjadi murka. Kami ingin kedamaian, karna tempat kami hidup dan tinggal diciptakan Tuhan dengan keanekaragaman budaya dan sukunya. Sehingga kami berharap toleransi  dan saling menghargai tetap ada untuk sekarang dan untuk nanti. Dan biarkan masa lalu kelam itu menjadi bagian dari sejarah untuk kami kenang.

-DDA
250612