Sabtu, 22 September 2012

Menunggu

Aku ingin memujamu.
Lebih dari apapun, aku sangat sangat ingin memujamu.
Walau ku tahu, kau mungkin seharusnya tak pantas untuk aku puja.
Halah, persetan sajalah dengan ini semua.
Aku pun duduk manis disini bukannya untuk menunggu mu membalas semua yang pernah aku sebutkan tentang mu.
Angin mungkin akan jadi saksinya, iyaaa.
Dialah yang terlalu setia untuk menjadi temanku dikala lelah menghampiriku kala menunggu mu.
Dia slalu berkata, kenapa aku masih saja setia menunggu mu untuk pulang menemuiku.
Aku hanya bisa tertawa mendengarnya.
Bukannya sederhana, kala sang istri menunggu suaminya pulang setiap hari?
Tapi angin berkata lagi, bahwa dia sudah tak pernah lagi pulang untuk menemuiku.
Aku slalu mencoba menghibur diri ku sendiri saat angin berguman seperti itu kala senja tenggelamnya matahari tlah tiba.
Mungkin kau belum bisa pulang hari ini.
Tapi besok aku akan kembali menunggu mu disini bersama angin.
Hingga kau benar-benar datang membawa sejuta cerita yang akan kau bagi kepada ku.

DDA
-220912

Rabu, 05 September 2012

Angin

Satu hal yang harusnya dipahami. Debu, angin, semuanya menjadi satu kala perputaran mereka bisa lebih santai. Bahkan hanya sekedar untuk menjadi apa yang ditakdirkan Tuhan nya. Melakukan pekerjaan yang wajib mereka lakukan. Menjadi hembusan. Menjadi pelepas dahaga semilir orang-orang yang mencari kesegaran sesaat walaupun tercampur dengan debu. Lalu apalah arti debu jika semilir itu jauh lebih bisa mengobati luka hati orang-orang yang tersakiti, orang yang terluka, orang yang bahagia, dan orang-orang yang menginginkan kebahagiaan.

Datanglah kepadanya, semilir luka ini juga akan terobati. Angin akan membawamu jauh dan jauh menjadi lebih baik lagi pastinya. Biarkan orang-orang seperti mereka mengecammu. Lupakan dan maafkan lah.

Kamu tentunya tak ingin seperti mereka yang hanya bisa menyakiti. Angin akan membuatmu lebih baik. Tenanglah, luka ini hanya goresan kecil yang tak dalam. Hanya butuh waktu sedikit untuk membuatnya normal. Jangan terpaku kepada apa yang mereka inginkan tentang mu dan tentang mereka. Kamu tetap menjadi biasa jika mendengarkan ataupun menutup kuping. Tapi kamu akan menjadi bahagia jika kamu menyemilirkan hati-hati mereka seperti angin.