Betapa indahnya Indonesia. Kau pasti akan setuju dengan pendapat ku yang satu ini. Negara dunia ketiga yang selalu jadi objek penelitian negara Adikuasa seperti Amerika karna keanekaragaman budaya-nya. Seingat ku pada mata pelajaran sosiologi di bangku SMA guru ku pernah berkata bahwasanya Indonesia itu memiliki masyarakat yang multikultural karna keanekaragaman budayanya.
Coba kau bayangkan betapa banyaknya suku dan etnis di Indonesia dengan bahasa yang berbeda-beda di setiap sukunya. Ada suku Jawa, Batak, Sunda, Melayu, Betawi, Dayak, Bugis, dan masih banyak lainnya yang tak bisa aku sebutkan satu persatu. Selain itu Indonesia dengan 17.500 pulau yang dimiliki juga disebut sebagai Negara Kepulauan. Panaromanya yang indah membuat Indonesia semakin istimewa. Jadi kau pasti akan sependapat saat aku berkata "surganya dunia yaa Indonesia".
Tapi tunggu dulu, jangan kau tanyakan kepada ku saat ini apa suku ku? Jangan pernah jadi orang seperti aku yang tak pernah tahu budaya sukunya sendiri. Hingga pada akhirnya aku disadarkan oleh mereka yang membuat ku setidaknya harus mengetahui budaya suku yang dimana didarah ku harusnya mengalir kebudayaan itu, atau mungkin akan lebih baik lagi jika aku mempelajarinya. Pada dasarnya sebenarnya aku malu saat mereka begitu apiknya menceritakan kebudayaan suku mereka, sementara aku tak tau apapun.
Jangan jadi seperti aku, yang mungkin telat untuk menghargai budaya ku sendiri. Namun setidaknya aku tau tak kan ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang baik. Aku terlahir dari kedua orang tua yang memiliki keturunan Jawa Murni. Bapak ku lahir dan dibesarkan di Yogyakarta tepanya di Kulonprogo. Sementara Ibu ku adalah anak dari TNI-AL yang di tugaskan untuk menetap di Pulau bernama Kalimantan, sehingga Ibu ku terlahir di Kota Pontianak. Demi mengadu nasib Bapak ku memutuskan untuk pindah ke Kota Pontianak dan akhirnya bertemu Ibu ku lalu menikah. Aku dibesarkan dengan adat istidat Jawa sebenarnya, aku diajarkan tata krama ketika bertemu orang yang lebih tua, aku juga diberitahu sedikit tentang kebudayaan Jawa. Tapi yang aku ingat, Bapak ku tak pernah mengajarikan ku untuk bisa menggunakan Bahasa Jawa. Seingatku beliau hanya mengajariku angka dari 1-10 dengan menggunakan Bahasa Jawa. Aku tak bisa menyalahkannya kenapa dulu tak mengajariku Bahasa Jawa, mungkin saking terlalu sibuknya dia bekerja sehingga lupa. Dan Ibu ku yang terlahir di Kota Pontianak, meskipun tetap melestarikan adat Jawa karna itu wajib bagi Mbah ku. Tetapi Ibu ku sudah menggunakan Bahasa Melayu sebagai bahasa keseharian. Sehingga jadilah aku juga menggunakan Bahasa Melayu karna mengikuti Bahasa Ibu. Meski Bahasa Melayu ku tak sehebat orang-orang yang memang dari Suku Melayu. Dan yang perlu kau tau, tak satupun budaya Melayu yang aku ketahui padahal aku sudah menghabiskan 17 tahun untuk tinggal disana.
Tolong, jangan jadi seperti aku yang hidup di dua kebudayaan sekaligus tapi tak begitu peka terhadap budaya-budaya tersebut hingga akhirnya membuat ku tak tahu apapun. Jadilah orang yang menghargai dan melestarikan budayanya seperti mereka yang aku kenal. Kalau bukan kau siapa lagi yang akan menghargai budaya mu sendiri. Jangan jadi seperti aku yang mungkin baru tersadar sekarang. Aku tahu, aku tak berhak menyalahkan orangtua dan keluarga ku sendiri sekarang, ada saatnya mungkin aku harus mempelajari hal-hal semacam itu sendiri. Agar budaya ku kelak tak HILANG ditelah kejamnya zaman, sehingga nanti anak-cucu ku tidak jadi seperti aku.
-DDA- 220612