Minggu, 05 Agustus 2012

Bersahaja

Aroma angin subuh membangunkan ia dilelapnya tidur.
Beralaskan kasur usang dan bantal kapuk ia tertidur dengan lelap.
Tak pernah sekalipun ia lewatkan subuh untuk bercengkrama disudut pagi dengan Tuhan.
Hanya untuk menyapa Tuhan terkadang ia habiskan waktu hingga matahari tak lagi malu-malu untuk bersembunyi dibalik awan.
Rutinitasnya pun dimulai kala matahari tlah tersenyum.
Dilihatnya seisi rumah yang tak mewah namun nyaman.
Lalu mulailah dia dengan semua aktifitas yang sebenarnya membosankan.
Kesendirian membuatnya harus mengerjarkan segalanya sendiri.
Tapi tak apa, baginya melihat rumah bersih adalah kebahagiaan tersendiri.
Raut wajahnya nampat lelah, namun tak pernah dia bercerita tentang kelelahannya.
Dia begitu bersahaja dikesendiriannya.
Menghabiskan sisa-sisa hidupnya dengan kebahagiaan yang ia ciptakan sendiri.


-DDA-310712

1 komentar: